“Mau jadi novelis ah. Bikin novel yang baguus…”. Iyaa, dulu aku sempat punya angan-angan mau jadi Novelis. Waktu itu aku lagi senang-senangnya membaca novel. 

Sehari bisa selesai satu novel, karena kalau sudah mulai membaca dan novelnya seru, aku susah  berhenti sebelum itu novel benar-benar tamat! 

Aku tidak ingat novel yang pertama kali kubaca. Tapi yang sangat aku ingat ada satu novel yang membuat aku jatuh cinta, untuk pertama kalinya.

“Matahari pagi cerah. Langit biru tersaput sedikit awan. Dari tepian Kapuas tempatku berdiri, Kota Pontianak terlihat elok.”

Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah, novel karangan Darwis atau lebih dikenal dengan Tere Liye ini sukses membuatku berangan-angan menjadi Novelis. Membayangkan bagaimana novelku bisa dinikmati banyak orang, mebayangkan bisa membuat mereka merasakan sesuatu hanya dengan membaca dan membayangkan mereka bisa jatuh cinta, seperti yang aku rasakan ketika membaca novel. Tidak berhenti di novel karangan Tere Liye saja, setelah membaca Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah dan novel karangannya dengan judul lain, aku menambah list bacaan novelku. Pilihan jatuh kepada Dewi Lestari, pengarang novel Supernova. Aku membaca beberapa novelnya yang berjudul Filosofi Kopi, Rectoverso, Kata, Petir, Partikel, Gelombang. Semakin ingin  jadi novelis, dong. 

Mulai Belajar Menulis 

Tidak berhenti di situ, semakin lama keinginan untuk menulis novel semakin kuat. Aku memutuskan untuk memulai menulis. Diawali dengan menulis cerita-cerita pendek yang hanya satu atau dua halaman, menulis fiksi sampai berepisode-episode, tapi semuanya hanya tersimpan rapi di folder laptop selama bertahun-tahun. Sampai akhirnya dibuatkan blog oleh Ibuk untuk latihan menulis. Blog khusus untuk menulis cerita sehari-hari, cerita fiksi, atau hanya untuk sekedar menulis curahan hati alias curhat. Pemanasan untuk jadi novelislah yaa. 

Sampai sekarang menulis di blog menjadi satu kebiasaan. Walaupun tahun kemarin sempat vakum sih, tapi tahun ini aku berusaha untuk kembali menikmati kegiatan menulis. 

Tidak hanya menulis fiksi, akupun tertarik untuk belajar menulis non fiksi beserta teknik-teknik menulis lainnya. Aku sudah mulai menulis beberapa artikel non-fiksi seperti yang ada diblog ini. Menulis catatan perjalanan, review dan lain-lain. Merasa sedang banyak waktu luang dan memang sedang ingin belajar menulis akupun menggali informasi dari berbagai sumber tentang kelas menulis online. Sampai akhirnya menemukan kelas online Skill Academy. 

Kelas Menulis Online Skill Academy

Skill Academy merupakan inovasi terbaru dari Ruangguru, sebuah perusahaan teknologi terbesar dan terlengkap di Indonesia yang berfokus pada layanan berbasis pendidikan dan telah memiliki lebih dari 22 juta pengguna dari 100 bidang pelajaran. Aplikasi ini dikembangkan oleh tim terbaik yang sebelumnya telah mensukseskan aplikasi Ruangguru. Pada tahun 2020, Skill Academy telah digunakan oleh4 juta pengguna dalam satu tahun dan mendapatkan rating 5 sempurna dari ulasan 350.000+ pengguna. Sudah tidak diragukan lagi dong kualitasnya. 

Hal yang perlu dilakukan pertama kali untuk megikuti kelas online di Skill Academy tentu saja mendaftar dengan langkah seperti berikut :

1. Buka aplikasi skill academy atau website Skill Academy

2. Pilih “kelas saya”pada bagian bawah

3. Pilih masuk menggunakan akun Email/Facebook atau pilih “daftar” dan isi biodata kamu

Setelah sukses mendaftar, kamu bisa memilih kelas online sesuai dengan kebutuhan.  

Aku memilih kelas online “Kuasai Teknik Storytelling & Creative Writing Untuk Non-Fiksi”, sesuai dengan kebutuhanku. Tapi melihat kelas-kelas lain banyak yang tidak kalah menarik, jadi mupeng dan berencana mengikuti kelas lain nanti. 

Di Skill Academy kamu bisa menemukan pelatihan-pelatihan lain, seperti :

1. Pelatihan Mentoring

2. Pelatihan Bisnis dan Keuangan

3. Pelatihan Pemasaran

4. Pelatihan Pengembangan Diri

5. Pelatihan Teknologi dan Software

6. Persiapan Tes

7. Pelatihan Prakerja

Tunggu apalagi? yuk tambah ilmu kita dengan mengikuti kelas di Skill Academy. 

Awalnya ketika dianjurkan untuk lebih banyak di rumah dan WFH (Work From Home) karena pendemi Covid19, aku senang-senang saja. Maklum laah, anak rumahan kalau disuruh di rumah saja yaaa gimana. Maklum laaah, anak rumahan. Ciee anak rumahan.  

Sebulan pertama masih kerasa enak kalau gini, kerja dari rumah, bisa sambil ini itu. Lebih banyak me time, memasak lebih rajin, baking lebih sering, rebahan juga nggak kurang-kurang. Pokoknya nyaman banget deh. Tapi ternyata itu bukan kenyamanan yang abadi seperti rasa nyaman yang aku punya ke kamu. Canda nyaman. 🤭🤭

Iya, bulan-bulan berikutnya mulai tumbuh benih-benih bosan, jenuh dengan pekerjaan yang ternyata lebih memakan tenaga dan pikiran. Alhasil, kewarasan mulai berkurang. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk keluar dari rumah (baca : plesiran).

Setelah ngobrol-ngobrol dan merencanakan dengan teman-teman, pilihan jatuh ke Lembah Asri Serang di Kecamatan Karangreja Purbalingga. Tempat wisata alam yang terkenal dengan Strawberrynya dan mudah dijangkau dari rumah.

Perjalanan dari pusat kota Purbalingga menuju Lembah Asri hanya 21 KM, atau jika ditempuh menggunakan motor/mobil kita butuh waktu sekitar 35 menit. Udara panas saat di kota berubah sejuk ketika sudah mulai memasuki kecamatan Karangreja. Kalau naik mobil aku lebih suka membuka kaca mobil, udaranya lebih sejuk dibanding ACnya, asli. Tapi karena naik motor, jadi tinggal membentangkan tangan sambil merem melek menghirup segarnya udara. Ini hanya berlaku untuk yang bonceng di belakang lho yaa, yang nyetir di depan jangan coba-coba. Bisa jungkir nanti. 

Setelah setengah jam lebih perjalanan, akhirnya aku dan teman-teman mendarat di parkiran Lembah Asri dengan rupawan. Hahaha. Barisan tempat cuci tangan langsung terlihat saat turun dari motor. Oiya, protokol kesehatan diterapkan dengan bagus di sini lho. Sebelum masuk gerbang LA kami dicek suhunya terlebih dahulu. Setelah itu baru diperbolehkan masuk apabila suhunya normal. Lanjuuut cuci tangaaan.

Begitu sampai di Lembah Asri, kami langsung menuju kawasan petik Strawberry. Tapi karena saking banyaknya godaan di sepanjang jalan jadi yaa mampir-mampir dulu deh. 

Sebelum bertualang kami duduk-duduk dulu di halaman depan pendopo yang mana tersedia banyak bangku. Sambil menikmati sejuknya udara dan pemandangan yang istimewa banget, seperti pemandangan Gunung Slamet yang terlihat sangat jelas. Sekalian istirahat sejenak setelah menempuh perjalanan. Setelah dirasa cukup istirahat, kami melanjutkan perjalanan ke kebun strawberry. Di perjalanan menuju kebun Strawberry ternyata kami melewati kebun teh yang tidak terlalu luas tapi tetap saja menggoda untuk berhenti sejenak dan pose ala-ala. Narsisnya langsung keluar pas ketemu kebun teh. Sampai tidak menyadari ulat hijau diam-diam merambat ke jilbab. Langsung panik, dong.

kebun teh lembah asri

Memetik Strawberry seperti di kebun sendiri

Akhirnya sampai di kebun Strawberry setelah jalan kaki sekitar 30 menit. Bukan karena jauh, tapi karena banyaknya godaan di tengah jalan itu tadii. Mulai dari godaan kebun teh sampai jajanan. Hmmmm

Di lembah Asri ini terdapat banyak kebun Strawberry dengan variasi harga tiket masuk yang berbeda-beda. Ada yang hanya membayar 5 ribu, 7 ribu atau 15 ribu tergantung dengan kebunnya. Apakah di dalamnya hanya ada Strawberry atau ada taman bunga atau kebun sayurannya juga. Memetik Strawberry ini asyik banget karena pengunjung bisa memetik Strawberry sepuasnya seperti di kebun sendiri, dibekali gunting dan keranjang untuk menampung Strawberry. Nah, kalau sudah selesai tinggal ditimbang terus dibayar deh.

Selain dapat merasakan sensasi memetik buah Strawberry sendiri, di Lembah Asri juga terdapat wahana kereta wisata yang bisa membawa kita berkeliling Desa Serang hanya dengan membayar 5 ribu rupiah. Dan bagi yang suka camping, ada juga camping ground di kawasan hutan pinus. Ada camping ground, sepeda air, outbond, flying fox, rumah kelinci, kuda tunggang, dan masih banyak wahana lain lagi.

petik strawberry

Oiya, ada yang baru lagi di Lembah Asri tapi aku belum sempat kesana. Yaitu Dino Land, keren banget ada banyak dinosaurus besar di dalam hutan. Berasa balik ke zaman purba. Penasaran? Sama, aku juga. Semoga pandemi cepat usai ya teman-teman, biar bisa bebas ke mana-mana. Jangan lupa selalu patuhi protokol kesehatan!

Tidak terasa malam ini adalah malam terakhir di bulan Januari 2021. Sebenarnya bukan sama sekali tidak terasa, tapi justru awal tahun 2021 ini seolah berjalan sangat lambat. Mungkin karena saya menjalaninya tanpa kamu. Halahhh.

Memang sedikit terlambat ngomongin resolusi di malam terakhir bulan  Januari, karena biasanya orang-orang sudah heboh dengan catatan resolusinya di awal bulan. Tapi yaa, masih sah-sah saja sih.

2020 terlewat begitu saja tanpa ada satupun catatan yang saya tulis di blog ini. Tapi kalau ditanya kenapa, saya tidak bisa menjawabnya dengan pasti. Kebanyakan alasan ini mah.Ups

Belakangan ini saya merasa sedikit tidak waras. Jenuh, pun seringkali tidak bisa memahami kemauan hatii ini. Mungkin salah satu sebabnya karena aktivitas sehari-hari yang sudah mulai membosankan, tidak menyenangkan atau bahkan meresahkan. Saya tidak bisa membiarkan ini terus menerus terjadi, dong.  Bisa beneran jadi tidak waras saya nanti. Nah, untuk menjaga kewarasan saya harus melakukan kegiatan yang menyenangkan seperti yang sedang saya lakukan sekarang, menulis di blog kesayangan ini. Resolusi saya tahun ini tidak muluk-muluk, saya ingin tetap waras! Salah satunya dengan melakukan aktivitas yang menyenangkan seperti coret-coret di blog kesayangan ini. Doakan istiqomah yaa. hihihi 

Do'a untuk 2021, semoga bahagia selalu menyertai, menjadi lebih tangguh, lebih kuat dan lebih taat kepada Tuhan.

Resolusi 2021 teman-teman apa niih?